Talcot
Parson mengembangkan pattern variables
yang terkenal sebagai sarana untuk mengkategorikan tindakan atau untuk
mengklasifikasikan tipe-tipe peranan dalam sistem sosial. Pattern variables tersebut terdiri atas lima buah skema yang dapat
dilihat sebagai kerangka teoritis utama dalam analisis sistem sosial. Salah
satu skema kerangka tersebut adalah Specifity versus Diffuseness.
Pilihan
anatara diffuseness dan specifity bahwa hak yang tidak sama antara orang yang
satu dengan yang lain karena beda status usia atau senioritas. Orientasi Specifity
dan Diffuseness, keduanya fokus pada bagaimana kita merespon pada orang atau
objek lain. Jika seseorang direspon secara holistik, maka orientasi diffuseness
(membaur) ditampilkan. Jika aspek khusus dari seseorang atau sebuah objek
direspon, maka orientasi bersifat spesifik digunakan.
-Hubungan Spesifik
Dalam hubungan yang spesifik, dua
individu berhubungan dalam situasi yang terbatas sifatnya.
·
Contoh
hubungan spesifik
Dibawah
ini dijelaskan hubungan spesifik dalam bidang kesehatan, antara lain :
Contoh1 : Hubungan antara perawat-petugas laboratorium.
Perawat mendapat instruksi dari dokter untuk memeriksa darah
klien agar dapat mengetahui kadar haemoglobinnya. Sebagai pekerja yang
profesional, perawat tersebut melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium.
Hubungan antara perawat dengan petugas laboratorium itu dapat dikatakan
spesifik karena profesi perawat dan petugas laboratorium saling berhubungan
dalam hal kesehatan .
Contoh 2 : Hubungan antara perawat-petugas gizi.
Perawat merawat pasien yang mengalami defisit kekurangan
nutrisi akibat diare yang berlebihan. Hal ini membuat pasien tersebut mengalami
penurunan berat badan yang berlebihan. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi
antara perawat dengan petugas gizi untuk dapat mengatur nutrisi yang dibutuhkan
oleh pasien. Hubungan antara perawat dengan petugas gizi ini dikatakan
spesifik.
2. - Hubungan
Membaur (diffuse)
Hubungan yang membaur/diffuse, di
mana semua orang terlibat dalam proses interaksi.
·
Contoh
hubungan membaur (diffuse)
Dibawah
ini dijelaskan hubungan membaur dalam bidang kesehatan, antara lain :
Contoh 1: Hubungan antara perawat-perawat sesama teman sejawat.
Perawat saling berinteraksi satu sama lain dalam mencapai
proses kesembuhan klien. Misalnya: Perawat yang bertugas shift pagi memberikan
laporan status kesehatan pasien kepada perawat yang bertugas shift sore dan
demikian selanjutnya pada jam pergantian shift. Interaksi ini terus
berkesinambungan demi lancarnya hubungan antar sesama perawat.
Contoh 2 : Hubungan antara perawat-Manager Keperawatan.
Salah satu tugas dari manager
keperawatan yaitu mengatur tetap terjaganya kesinambungan anggota praktisi keperawatan
di suatu unit pelayanan kesehatan di sebuah Rumah Sakit seperti dalam hal
kesejahteraan perawat serta peraturanperaturan yang ditujukan bagi perawat dan
banyak lagi. Oleh karena itu, hubungan antara perawat dengan manager
keperawatan sangat penting dan harus tetap terjalin tidak hanya dari perawat
kepada manajer keperawatannya saja tapi juga antara manajer keperawatannya
kepada bawahannya berdasarkan kebutuhan. Semua komponen praktisi keperawatan
membaur menjadi satu demi terlaksananya asuhan keperawatan yang komprehensif.
·
Contoh lain hubungan specitify dalam bidang pendidikan
Ø Hubungan
antara guru dan murid
Seorang
guru berperan sebagai seorang pendidik bagi siswanya hanya dalam situasi
tertentu saja. Misalnya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas saja. Akan
tetapi ketika sudah berada di luar lingkungan sekolah tidak akan berperan
menjadi seorang guru lagi. Misal mempunyai peran lain ketika ada di masyarakat
seperti menjadi ketua RT atau bahkan Kepala Desa.
Tugas
utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi siswanya secara
optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi manusia-manusia yang
cerdas, baik cerdas
secara fisik, intelektual, sosial, emosional, moral dan spiritual.
Sebagai konsekuensi logis dari tugas yang diembannya, guru senantiasa
berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya. Dalam konteks
tugas, hubungan diantara keduanya adalah hubungan profesional, yang
diikat oleh kode etik.
Menghargai,
menyambut dengan hangat anjuran dan nasihat, bersemangat dan menghormati
gagasan dan pendapat guru merupakan salah satu dasar keberhasilan pendidikan di
sekolah. Kita lebih mudah menerima, menyerap, mencerna, dan memahami apa yang
diajarkan kepada kita apabila ada rasa hormat yang amat dalam pada diri kita
terhadap sang pengajar, yakni guru. Tumbuhnya iklim penghormatan (respect
climate) di sekolah menjadikan pembelajaran di kelas mahupun luar kelas sebagai
proses yang menyenangkan. Ada keinginan yang kuat pada diri murid untuk secara
terus menerus menemukan pengalaman belajar. Mereka juga belajar membangun
kompetensi personal berupa kemampuan menghargai diri, menilai diri,
mengendalikan diri, serta menghargai orang lain. Jika suasana ini berkembang
secara berkesinambungan, maka setiap murid dapat menjadi penguat bagi murid
lain. Di sinilah semangat untuk belajar dan pembelajaran mandiri akan
terbangun.
·
Contoh lain hubungan diffuseness
(membaur) dalam hubungan keluarga
Ø Hubungan
antara orang tua dan anak.
Ibu
dan Ayah berperan sebagai orang tua dari anak-anaknya pada segala situasi.
Misalkan ketika anak sedang sakit, dengan penuh perhatian Ibu akan merawatnya
hingga sembuh. Kemudian jika anak dalam situasi sedang meminta untuk diantar ke
sekolah, Ayah yang akan mengantarkan anaknya tersebut ke sekolah. Dengan kata
lain meskipun seorang ibu sedang menjalankan pekerjaannya atau berada diluar
rumah, tetap menyandang status sebagai seorang ibu yang harus bisa menjalankan
peran yang dimilikinya sebaik mungkin terhadap anak-anaknya. Begitupun dengan
Ayah yang tetap menyandang status sebagai Ayah untuk anaknya dalam situasi
apapaun. Jelas terlihat bahwa antara orangtua dan anak memiliki tingkat
perbedaan usia yang sebagaimana telah dijelaskan hubungan antara spesifik dan
membaur menurut Parson. Posisi senioritas Ibu dan Ayah memang penting dalam
mengatur hubungan antara orangtua terhadapa anak di dalam keluarga.
Pada hubungan keluarga, pada umumnya terdapat pola
dasar hubungan orang tua-anak yang bipolar (dua pola)
beserta pengaruhnya terhadap kepribadian anak, yaitu :
1. tolerance-intolerance
Pengaruh yang mungkin dirasakan
dari adanya sikap orang tua yang penuh toleransi, memungkinkan anak untuk dapat
memiliki ego yang kuat. Sebaliknya, sikap tidak toleran cenderung akan
menghasilkan ego yang lemah pada diri anak.
2. permissiveness –
strictness
Relasi orang tua-anak yang
permisif dapat membentuk menunjang proses pembentukan kontrol intelektual anak,
namun sebaliknya kekerasan berdampak pada pembentukan pribadi anak yang
impulsif.
3. involvement – detachment
Seorang anak cenderung akan
menjadi ekstrovert, manakala orang tua dapat menunjukkan sikap mau terlibat dan
peduli . Sebaliknya, sikap orang tua yang terlalu membiarkan berdampak terhadap
pembentukan pribadi anak yang introvert.
4. warmth – coldness
Hubungan orang tua-anak yang diwarnai
kehangatan memungkinkan anak memiliki kemampuan untuk dapat
melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, hubungan orang tua-anak
yang dingin akan
menyebabkan anak senantiasa menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Sikap dan perlakuan orang
tua yang toleran, permisif, turut terlibat dan penuh kehangatan merupakan
manifestasi dari penerimaan orang tua terhadap anak. Sedangkan sikap dan
perlakuan orang tua yang tidak toleran, keras, membiarkan dan dingin merupakan
bentuk penolakan terhadap anak.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan
harga diri anak, orang tua seyogyanya dapat memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar bertanggung jawab dan menentukan dirinya sendiri. Di sini, orang
tua hanya berperan sebagai fasilitator, yang berupaya untuk memberikan
kesempatan yang luas kepada anak dalam meraih harga dirinya melalui
pengembangan minat dan kecakapannya.
Dengan
beberapa contoh yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam hubungan specifity
dan diffuseness selalu terdapat hubungan antara umur atau tingkat senioritas.
Maka dalam hal tersebutlah yang dapat mengatur pada situasi tertentu atau
apapun yang pelaku butuhkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan tersebut
selalu mengaitkan antara individu sesama individu. Ataupun individu dengan
sebuah kelompok. Hal tersebut selalu berjalan menurut aturan yang disepakati
antara pihak yang menjalankannya.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo,
Eko. 2007. Studi Masyarakat Indonesia.
Semarang : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar