salam

Jumat, 18 Oktober 2013

Logat bisa Menunjukkan Karakteristik Masyarakat Rembang

·         Karakteristik dan kehidupan bersosial budaya masyarakat daerah Rembang
Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir pada umumnya yaitu :
1)     Sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan.
Contohnya seperti usaha perikanan tangkap, usaha perikanan tambak, dan usaha pengelolaan hasil perikanan yang memang dominan dilakukan.
2)     Sangt di pengaruhi oleh faktor lingkungan, musim dan juga pasar.
3)     Struktur masyarakat yang masih sederhana dan belum banyak dimasuki oleh pihak luar. Hal ini dikarenakan baik budaya, tatanan hidup, dan kegiatan masyarakat relatif homogen dan maasing-masing individu merasa mempunyai kepentingan yang sama dan tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengawasi hukum yang sudah disepakati bersama.
4)     Sebagian besar masyarakan pesisir bekerja sebagai Nelayan.
Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang mata pencahariannya atau kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan.

Karena secara umum masyarakat rembang menggunakan bahasa dan logat yang kasar maka sangat berkitan dengan karakteristiknya. Misalkan saja pada masyarakat yang disebut “mbelah” (warga pesisir) yang lekat dengan daerah tanjungsari, tasik agung, kabongan, dan sebagianya. yang cenderung berwatakkan kasar, suka berbicara dengan nada yang keras yang menunujukkan mempunyai keinginan yang keras pula.
            Dengan adanya globalisasi di dunia saat ini tentu mempengaruhi struktur dan proses social dalam masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat di desa tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan, namun di kampung nelayan terdapat diferensiasi sosial yang sebenarnya pasti ada, namun tidak begitu terlihat.

Terlihat berbagai perbedaan di dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, di antara perbedaan yang ada, yang paling mencolok adalah perbedaan agama. Jika kita menilik lebih dalam mengenai desa ini, maka akan menemui berbagai bangunan tempat ibadah di antaranya masjid,gereja,kuil,dan wihara. Jaraknya pun tidak berjauhan antara bangunan satu dan lainnya. Ini cukup membuktikan bahwa masyarakat desa Tasik Agung Rembang sangat plural. Tidak pernah ada konflik apapun yang di dasari oleh perbedaan agama,bahkan penganut dari setiap agama saling bahu membahu jika ada acara yang didasarkan oleh agama. Contohnya jika hari raya Idul Fitri penganut agama lainpun ikut merayakan, begitupun sebaliknya.